TEKS DISKUSI
Teks diskusi adalah jenis teks yang menyajikan dua sudut pandang berbeda (pro dan kontra) terhadap suatu isu atau permasalahan, dengan tujuan untuk membahas, membandingkan argumen, dan mencari solusi atau kesimpulan yang seimbang.
Teks diskusi memiliki
fungsi sosial sebagai
salah satu cara untuk
menyelesaikan
masalah yang terjadi
di tengah-tengah
kehidupan masyarakat
sehingga bisa diterima
oleh pihak yang pro
dan yang kontra.
Menyimpulkan isi teks diskusi dapat
menambah wawasan dan menumbuhkan
sikap menghargai pendapat orang lain.
Simpulan teks diskusi yang baik perlu
mempertimbangkan gagasan utama dan gagasan
pendukung kedua belah pihak sehingga dapat
terangkum dan menjadi bagian dari jalan keluar
terhadap masalah yang dibahas.
STRUKTUR TEKS DISKUSI
- Pendahuluan (Isu): Pengenalan topik yang akan didiskusikan.
- Isi: Argumen pendukung (pro). Argumen penentang (kontra).
- Penutup (Simpulan/Rekomendasi): Ringkasan atau saran solusi.
Ciri-ciri Utama:
Berisi dua pendapat berlawanan (setuju/tidak setuju, kelebihan/kekurangan).
Bersifat argumentatif, didukung data, fakta, atau contoh.
Tujuannya informatif dan persuasif, bukan memihak satu sisi.
Bahasa objektif dan logis, menggunakan konjungsi seperti namun, tetapi, sebaliknya, di sisi lain.
1. Konjungsi pertentangan (menunjukkan perbedaan pendapat)
namun, tetapi, sebaliknya, di sisi lain, meskipun begitu
2. Konjungsi kausalitas (menunjukkan sebab-akibat)
karena, sebab, oleh karena itu, akibatnya
3. Konjungsi penjumlahan/pertentangan argumen
selain itu, di samping itu, bahkan
4. Kata-kata persuasif/modalis (menunjukkan kemungkinan/keyakinan)
seharusnya, hendaknya, mungkin, dapat, patut
5. Verba mental/relasional (menyatakan pendapat/proses berpikir)
menurut, berpendapat, menyimpulkan, menganggap
6. Kata penghubung antarparagraf
pertama, kedua, selanjutnya, akhirnya
7. Bahasa formal dan netral (hindari bahasa emotif/subjektif)
Bukan: "Seragam itu jelek banget!" Tapi: "Seragam dapat membatasi kreativitas siswa."
8. Penggunaan fakta/data/statistik
"Menurut survei Kemdikbud (2023), 65% siswa merasa tertekan dengan aturan seragam."
9. Kalimat kompleks (mengandung anak kalimat)
"Meskipun seragam dapat menciptakan kesetaraan, di sisi lain hal itu membatasi ekspresi individu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar