1. Sebut dan jelaskan macam-macam unsur intrinsik dan ekstrinsik dalam karya sastra!
2. Sebut dan jelaskan istilah-istilah yang terdapat pada:
A. cerpen
B. Drama
C. Puisi
3. Jelaskan persamaan dan perbedaan pantun dengan syair!
4. Sebutkan majas-majas dalam bahasa Indonesia dengan pengertian dan contoh dalam kalimat!
Jawaban :
1. Unsur instrinsik adalah unsur-unsur yang terdapat di dalam cerita itu sendiri.
a. Tema -> Ide pokok atau gagasan utama yang ingin disampaikan dalam cerita
b. Alur -> Rangkaian peristiwa yang membentuk cerita. Alur merupakan pola pengembangan cerita yang terbentuk oleh hubungan sebab-akibat dan disusun secara kronologis.
-Alur maju adalah alur yang dimulai dengan kejadian masa kini.
-Alur mundur adalah alur yang diawali dengan kejadian masa lampau.
-Alur campuran(maju-mundur) adalah alur yang memadukan kisah masa kini dan masa lampau secara bergantian.
c. Penokohan -> Penggambaran watak dan perilaku tokoh dalam cerita.
d. Latar -> Keterangan mengenai waktu, tempat, dan suasana terjadinya peristiwa dalam cerita.
e. Sudut pandang -> Cara narator menyampaikan cerita (orang pertama, kedua, ketiga).
f. Gaya bahasa -> Penggunaan kata, kaimat, majas, dan unsur estetis lainnya.
g. Amanat -> Pesan moral atau pelajaran hidup yang ingin disampaikan penulis melalu cerita.
Untuk Ekstrinsik merupakan unsur-unsur yang berada di luar cerita, tetapi memengaruhi makna cerita.
a. Latar belakang penulis -> Pengalaman hidup penulis dan pandangan hidup penulis.
b. Kondisi sosial -> Keadaan sosial masayarakat pada saat cerita ditulis yang dapat memengaruhi tema, tokoh, dan konflik dalam cerita
c. Nilai budaya -> Nilai-nilai budaya yang tercermin atau terkandung dalam cerita.
2. A. Cerpen (Cerita Pendek)
Cerpen adalah prosa naratif fiksi yang singkat. Istilah utama:
Tema: Ide pokok cerita.
Alur: Urutan peristiwa (maju, mundur, campuran).
Tokoh/Penokohan: Karakter utama (mayor) dan pendukung (minor); penokohan: langsung (diceritakan) atau tidak langsung (dilihat dari tindakan).
Latar: Tempat (spasial), waktu (temporal), sosial.
Sudut Pandang: Orang 1 (aku), orang 2 (kamu), orang 3 (maha tahu/penyerta).
Amanat: Pesan penulis.
Konflik: Pertentangan (internal/eksternal).
Klimaks: Puncak ketegangan.
Gaya Bahasa: Penggunaan majas, diksi.
B. Drama
Drama adalah karya sastra untuk dipentaskan. Istilah utama:
Dialog: Percakapan antar tokoh.
Monolog: Ucapan satu tokoh sendirian (bisa solilokui: monolog batin).
Aparté: Ucapan tokoh yang tidak didengar tokoh lain, tapi penonton.
Babak/Adegan: Pembagian struktur (babak besar, adegan kecil).
Tokoh/Aktor: Pelaku (protagonis, antagonis); pencahayaan, dekorasi, kostum (unsur pentas).
Konflik: Benturan antar tokoh.
Klimaks: Titik tertinggi konflik.
Resolusi: Penyelesaian.
Naratif: Penjelasan narator di luar dialog.
C. Puisi
Puisi adalah karya sastra yang menekankan keindahan bunyi dan makna. Istilah utama:
Imaji: Gambaran indrawi (visual, auditori, taktil).
Diksi: Pemilihan kata yang tepat.
Rima: Bunyi akhir baris (sempurna, pantas, asonansi).
Ritme: Irama (alami atau metrik).
Majas: Bahasa kiasan (metafora, simile).
Stanza/Bait: Kelompok baris.
Lakonan: Nada emosional penyair.
Tipografi: Bentuk visual puisi.
Aliterasi: Pengulangan bunyi awal.
3. Persamaan:
Keduanya berbentuk puisi lama.
Sama-sama terikat aturan rima, jumlah baris, dan suku kata (umumnya 8–12).
Mengandung pesan moral atau nasihat.
| Aspek | **Pantun** | **Syair** |
| --------------- | ----------------------------------- | ------------------------------- |
| Asal-usul
Pantun:| Asli dari Indonesia
Syair: | Pengaruh dari Arab-Persia |
| Bentuk
Pantun:| Tiap bait terdiri dari 4 baris
Syair:| Tiap bait terdiri dari 4 baris |
| Rima/Sajak
Pantun:| a-b-a-b
Syair: | a-a-a-a |
| Isi baris
Pantun: | Baris 1–2: sampiran, baris 3–4: isi
Syair:| Semua baris berisi makna |
| Ciri Bahasa
Pantun:| Umumnya ringan, berirama
Syair: | Bahasa lebih serius dan naratif |
| Fungsi
Pantun: | Hiburan, nasihat, sindiran
Syair:| Pendidikan, keagamaan, kisah |
4.1. Majas Perbandingan
Metafora: Perbandingan yang menyatakan sesuatu sebagai hal lain secara langsung, tanpa kata pembanding.
Contoh: "Ia adalah bintang di keluarganya."
Simile/Asosiasi: Perbandingan yang menggunakan kata-kata pembanding seperti bagai, bagaikan, seperti, laksana.
Contoh: "Wajahnya memancar indah bagaikan rembulan malam."
Personifikasi: Memberikan sifat manusia pada benda mati.
Contoh: "Angin berbisik di telingaku."
Hiperbola: Melebih-lebihkan sesuatu agar lebih kuat atau dramatis.
Contoh: "Dia berlari secepat kilat setelah mendengar kabar buruk itu."
Litotes: Ungkapan yang merendah atau menyangkal kenyataan untuk merendah.
Contoh: "Terimalah hadiah yang tidak berharga ini."
2. Majas Pertentangan
Antitesis: Mengontraskan dua hal yang berlawanan.
Contoh: "Tingginya menjulang, namun sikapnya rendah hati."
Paradoks: Menyatakan pertentangan antara pernyataan dengan fakta yang ada.
Contoh: "Walaupun ia tersenyum, hatinya penuh duka."
Kontradiksi Interminus: Pernyataan yang menyangkal apa yang telah disebutkan sebelumnya.
Contoh: "Keramaian itu memekakkan telinga, namun terasa sunyi."
Tidak ada komentar:
Posting Komentar